Nikmatnya Ibu Kost Yang Lagi Ditinggal Suami Kerj

Perkenalkan gua Steve. Langsung aja. Waktu itu gua berumur 18 tahun dan kuliah semester 1. Gua asalnya dari Jakarta dan kuliah di Kota Padang, kota syariah. Kayak anak kos biasanya, awal ngekos di kota ini gua dapat kos-kosan yg gak nyaman. Tempatnya kotor, sumpek dan berisik. Gua dulu milih ngekos di sana, karna bayar kos-nya bulanan. Gua mikir yg penting dapat kos dulu. Nanti kalau gak betah bisa pindah. Masih dua bulan di kos itu, gua gak betah, gua cari kos baru.


Dengan minjam motor teman, gua mulai nyari kos. Udah 4 kos yg gua jumpai, belum ada yg pas. Stelah itu gua liat kos-kosan yg bentuk rumah. Gua ketok pagarnya.
Kemudian keluarlah seorang wanita paruh baya berjilbab.
“Ada apa ya?”
“Apa benar ini kos Putra bu? Ada kos kosong?”
“Waduh, penuh semua tu”.
Dengan muka muram gua Tanya lagi,
“Ibu tau gak, dimana lagi kos2an kayak gini yg masih ada yg kosong?”
“Kurang tahu ya. Emang kenapa nyari yg kayak gini?”

“Kemarin di kos sbelumnnya, saya pernah kena DB karna kos-kosannya kotor, banyak sarang nyamuk. Saya mau cari kos-kosan yg bersih dan nyaman. Oh, Kalau gitu saya pergi dulu ya bu, nyari kos lagi.” 

Tiba-tiba.. “Eh, tunggu dulu. Anak ke-2 ibu baru ketrima kuliah di Jawa, jadi kamarnya sekarang kosong. Sebenarnya, kamarnya gak disewakan, tapi karna ibu kasian liat kamu, kamu liat2 aja dulu mana tau cocok.”
Setelah lia-liat kamarnya, gua suka. Gua pun setuju.
Rumah itu ada dua lantai , lantai dua buat kos-kosan , lantai 1 buat kamar pemilik rumah sama pembantu.
Kamar yg mau gua sewa ini di lantai 1 , bagian belakang rumah , dekat kamar mandi.
“Oh, iya. Nama kamu siapa nak?”

“Steve bu”.

“Wih, namanya kayak nama orang barat. Cocoklah buat kamu, kamu kan tinggi, putih, ganteng lagi”.
Gua pun tersipu malu.
“Nama ibu , Lusy. Anak-anak kos di sini biasa manggil ibu , Bu Haji”.

Berjalannya waktu, gua tau kalau keluarga Bu Haji ini merupakan keluarga terpandang. Suaminya adalah manajer persuhaan semen ternama di kota ini. Bu Haji hanya seorang rumah tangga , tapi beliau sering menghadiri pengajian dan Darma Wanita..

Seminggu kos di tempat Bu Haji , gua ngrasa nyaman. Karna udah ngrasa nyaman , dan gak trlalu canggung lagi , kebiasaan gua kluar. Setiap pagi , waktu mau ke kamar mandi yg letaknya dekat dapur , gua hanya make celana kolor (kolor bentuk celana) sambil bawa handuk. Kluar dari kamar mandi , gua hanya make handuk aja.

Karna letaknya dekat dapur , gua sering berpapasan dengan pembantu si Irna. Si Surti ini sering ngelirik-lirik gua. Irna ini umurnya 35 tahun , janda anak 2. Anaknya tinggal dikampung sama orangtua si Irna. Irna ini pakaiannya selalu sopan , berjilbab.

Tapi entah kenapa , Pernah gua ngeliat si Irna ini pakaiannya lumayan ketat , jadi lekukan badannya kliatan.
“Buset , seksi juga si Irna ini”. Dalam benak gua.
Teteknya si Irna ini toge bro. Bokongnya montok banget.
(Cerita gua pas ngentot si Irna gua ceritain lain kali aja ya bro)

Karna di kamarr gua gak ada TV , gua sering numpang nonton di ruang tamu. Gua juga sering ditemani Bu Haji nonton. Kami lumayan akrab. Bu Haji sering curhat ke gua. Semakin akrab kami, semakin sering gua perhatiin tubuh Bu Haji ini. Beliau kalau di rumah selalu pakai jilbab , dan berpakaian tertutup.

Suatu malam, pas gua nonton , Bu Haji menghampiri gua , duduk di sebelah gua. Buset , malam itu Bu Haji pakai daster tak berlengan , bahannya sutra , sekilas tergambar BH dan kolornya dari luar. Gua mulai horny.
“Kamu kok belum tidur steve?” Waktu itu udah jam 11 malam.

“Belum ngantuk Bu”.

“Gini ya Steve , ibu mau ngomong serius sama kamu”
Gua deg-degan , tiba-tiba suara Bu Haji berubah serius.
“Kamu semalam , nonton film porno pakai laptop di kamar kamu ya?”
“Enggak bu , kenapa?”
“Kok ibu dengar suara berisik sambil mendesah-desah semalam dari kamar kamu?’

Mati gua , Bu Haji dengar ane kemarin pas gua ngentot si Irna yg toge itu di kamar gua.

“hhmmm… anu bu… Itu kayaknya suara radio yg saya pasang , biasa sinyalnya jelek , jadi suaranya kresek-kresek gitu”. Gua bohong.
“oh gitu , ibu kiraian suara apaan”.

Bu Haji pun langsung masuk kamar. Gua lega banget , langsung aja gua matiin TV trus masuk ke kamar gua.

Hari-hari berikutnya gua jadi sering perhatiin bu Haji . Bu Haji ini umurnya sekitar 42 tahunan tapi masih keliatan muda. Kulitnya putih , tingginya 160cm , teteknya lumayan gede ukuran 36C.

Gua pun membulatkan diri pengen ngentot Bu Haji ini , ane juga yakin dia juga kepengen ngentot sama gua , soalnya dia pernah cerita kalau suaminya terlalu sibuk kerjaan , sering pulang larut malam dan lupa sama kebutuhan istri. Perilaku Bu Haji juga mulai berubah sejak dia ngedengar desahan si Irna waktu gua kentot di kamar gua. Bu Haji kayak nyari perhatian sama gua , jilbabnya udah jarang dipakai kalau di rumah , pakaiannya daster , tpi sering daster yang gak berlengan dan agak transparan.

Suatu malam gua liat Bu Haji terlentang di sofa nonton TV diruang tamu. Bu Haji masih memakai pakaian gamis nya.
“Loh , malam-malam gini tumben nonton TV di ruang tamu bu gak di kamar?”
“Ibu baru pulang dari gathering darma wanita. Acaranya seharian , ibu capek banget. Badan pegal-pegal semua’.

Kemarin Pak Haji pergi ke Jakarta buat meeting kerjaan , rencananya 5 hari di Jakarta.

Niat jorok ane mulai muncul , “Kalau ibu gak keberatan , saya pernah diajari kake saya mijet , kalau ibu mau saya bisa mijet ibu. Gratis kok Bu”. Boro-boro diajarin mijet sama kakek ane , gua belum lahir aja kakek ane udah wafat. Yah , demi ngelepaskan hasrat seksual ane yg udah gak pernah lagi terlampiaskan sejak si Irna mngundurkan diri jadi pembantu karna diajak nikah juragan tanah di kampungnya.

“Oh , gitu , pas banget. Mijatnya di kamar ibu aja ya.”

Sejauh ini sukses piker gua. Kami langsung menuju kamar Bu Haji.
“Ibu mandi bentar ya , gerah banget”. Sambil bawa handuk dan baju ganti menuju ke kamar mandi
15 menit kemudian , Bu Haji kluar dari kamar mandi , memakai daster bentuk kimono warna merah.
“Ini lotionnya , mijet nya pelan-pelan aja ya.” Bu haji sambil tengkurap di kasur.
Gua nelan ludah , gua udah mulai horny.
“Bu , kimononya dilepas aja gakpapakan? Biar enak mijetnya.”
“Iya bentar ya , kamu gak masalah kalau ibu buka baju di depan kamu kan?”

“Gak papa lah bu , Ibu kan udah Steve anggap ibu saya sendri”. Ane berusaha mredakan kecanggungan di antara kami.

Bu Haji pun mulai membuka kimononya membelakangai ane. Dibuka tali dipinggannya, kemudian dibuka perlahan. Kelihatan tali BH-nya warna merah , kmudian terlihat celana dalamnya warna merah juga , serasi. Disisihkan kimononya ke samping. Bu Haji pun mulai tengkurap kembali.
Gua kembali nelan ludah , kali ini makin banyak. Ahahha.
Gua mulai mijat perlahan dari arah pundak ke punggung.

“Bu , tali BH-nya dilepas gakpapakan , biar lebih enak pijatannya”. Gua mulai speak-speak iblis.

“Oh iya gakpapa , kamu aja yg ngelepas”

Perlahan gua lepas. Gua pijet lagi perlahan. Gua pijat punggungnya dari atas ke bawah sampai pinggangnya. Kmudian gua ubah jadi dari tengah punggungnya ke samping kiri kanan punggungnya. Gua sengaja agak menyamping nyentuh teteknya y granum itu.

“Punggungnya udah bu. Sekarang kakinya. Celana dalamnya dilepas , aja ya bu”.

Bu Haji cuman ngangguk , mengisyaratkan kalau gua diizinin buka celana dalamnya. Seorang Bu Haji yang terkenal religius ini , sekarang sedang bugil dan dipijet seorang laki-laki muda yg lagi horny , gua Steve. Gua pijet pantat yg super montok in i, mirip bokong Kim Kardashian bro. Gua sengaja berlama-lama mijat daerah bokongnya. Gua sengaja mijet sambil nyelipkan jari jempol dia ke belahan pantatnya. Jempol gua nyentuh lobang pantatnya dan bagian luar vaginanya. Si Bu Haji mulai gelisah , mulai terdengar desaha-desahan kecil.

“udah bagian belakangnya. Sekarang bagian depan ya”. Kata Bu haji tiba-tiba , sambil membalikkan badannya , terlentang.
Omg , gua terpana bro. Gua terdiam sejenak ngeliat ranumnya teteknya yg ukuran 36C itu , puting nya warna coklat muda. Gua liat vaginanya , rambut vaginnya rapi bro , sering dicukur seprtinya.
“husshhh.. Kok malah bengong? Ayo , pijat ibu!”

Gua mulai mijat. Yang pertama gua pijat tetekny yg ranum itu. Si Bu Haji meram keenakan.

Cuman lima menit gua mijat teteknya, gua gak tahan lagi. Gua buka baju gua , gua nunduk kea rah tetek si Bu Haj i, lalu gua sodorkan mulut gua , gua sedot tu putingnya. Tiba-tiba si Bu Haji ngedorong badan gua.

“Heh, jangan Steve, dosa tau” kata Bu Haji sambil menutup badan bugilnya dengan selimut.

Sepertinya si Bu Haji tersadar kalau perbuatan kami sudah melampaui batas. “Saya gak tahan lagi bu , udah lama saya suka sama ibu. Kemarin yg ibu dengar suara desahan dari kamar saya itu , suara si Irna lagi saya kentot. Sekarang si Irna udah gak kerja di sini lagi. Saya bingung bu , melepaskan hasrat seksual saya kemana. Atau saya sewa PSK saja kah?”

“ Jangan steve, PSK itu banyak penyakitnya. Kamu itu udah ibu anggap kayak anak ibu sendiri , ibu juga sayang sama kamu. Tapi kalau ibu membiarkan kamu ngisap payudara ibu, Ibu salah nak”

“Lebih salah mana bu, Ibu membiarkan saya ngisap payudara ibu atau saya main sama PSK? ”Sambil merenung sejenak , “Ok , tapi janji hanya sebatas menghisap ya.” “iya bu , saya janji”

Bu Haji mulai menurunkan selimutnya sebatas perut , sampai payudaranya kelihatan. Tanpa piker panjang , langsung gua sedot tetek ranum itu. Gua hisap teteknya bagian kiri , sambil tangan kanan gua ngeremas tetek sebelahnya lagi. Gua buka mulut gua lebar-lebar seakan mau ngelahap tetek besarnya itu , gua hisap sambil gigit pelan putingnya. Kemudian gantian ke tetek sebelahnya lagi. Desahan Bu Haji mulai kencang , tangannya megang kepala gua , sambil nekan kepala gua buat mendekap teteknya. 10 menit gua mainin teteknya.

👉 HALAMAN 2

Subscribe to receive free email updates: